Karena Hidupmu Tak Sendiri
Sep 9, 2014
Assalamualaikum Phicartas,
Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sosial, tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Berbeda dengan hewan yang telah dilengkapi organ dan kemampuan untuk menjaga diri dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga tidak perlu kepada yang lain kecuali berkembang biak. Bahkan sejak manusia dilahirkan membutuhkan bantuan orang lain.
Perhatikan baju yang kita miliki, terlebih dulu melalui berbagai tangan, seperti sehelai kain katun, dimulai dari petani kapas yang meratakan tanahnya, menanam bijinya, mengurus kebunnya, memetik buahnya, sampai mengangkut barangnya. Setelah menjadi kapas diperlukan orang yang memintal, merajut, memberi warna, menjajakan kain, menyablon gambar, menjahit baju hingga menjadi produk yg dinamakan baju. Bisa kita bayangkan jika semua itu kita kerjakan sendiri.
Pada umumnya, tangan-tangan yang mau bekerja kasar adalah kaum dhu’afa dan orang-orang miskin. Tanpa mereka tidak ada makanan enak dan pakaian yang sempurna. Mampukah kita menambal ban kendaraan? Maukah seorang kaya menyapu rumahnya? Atau memperbaiki jalan dibawah terik matahari? Memang, kita membayar mereka berdasarkan kesepakatan, tapi terkadang yang mereka dapatkan tidak seimbang dengan keringatnya .
Adanya kaya dan miskin, kuat dan lemah, tinggi dan rendah adalah anugerah yang besar dari sekenario yang Maha Hebat. Maha Suci Allah yang telah mejadikan manusia bersuku-suku, berbangsa-bangsa, berbeda bahasa, dan warna kulit. Allah menciptakan manusia dengan berbagai karakter, kemampuan, keinginan, kecerdasan, keterampilan dan pekerjaan.
Sebagaimana Firman-Nya didalam Q.S Al-Lail : 3-4 yang artinya dan (perhatikan dalam) penciptaan laki-laki dan perempuan(3) Sesungguhnya kamu memang berbeda-beda(4)
Perbedaan yang paling mencolok adalah kaya dan miskin, karena hal ini terlihat dari penampilan. Dari segi kekayaan, materi dan keuntungan, Sungguh Allah telah mengaturnya sedemikian rupa menurut kehendakNya, firman Allah yang artinya (Q.S Rum 36-38 ) :
Dan apabila kamu rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah disebabkan kesalahan yang telah mereka kerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka berputus asa (36). Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan dia pula yang menyempitkan (rizki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman(37). Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan merekalah orang-orang yang beruntung (38)
Peduli kepada sesama bukan hanya kewajiban orang kaya, Rasulullah menganjurkan setiap muslim untuk bershadaqah, sekalipun ia orang orang miskin yang lemah. Pada riwayat ahmad dan yang lainya di ungkapkan, sabda beliau, “Setiap jiwa diwajibkan bershadaqah pada tiap hari manakala matahari terbit, mendamaikan dengan adil diantara dua orang bermusuhan adalah shadaqah, menolong seseorang untuk menaiki kendaraanya adalah shadaqah, membantu mengangkat barang barangnya adalah shadaqah, menyingkirkan rintangan dijalan adalah shadaqah dan setiap langkah menuju shalat adalah shadaqah”.
Wallahu a’alam bishawaab.
Sumber : Tazkiah edisi januari
http://phicarta.com/
http://phicarta.blogspot.com/
follow us on Twitter : @phicarta
instagram : phicarta
- Posted by Unknown
- at 8:10 PM
- Labels: Article
- Location: Bandung, Bandung, West Java, Indonesia
- Email ThisBlogThis!Share to XShare to Facebook
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment