Assalaamu’alaikum… Phicartas,
Saat kita bertemu sesama muslim sudah jarang diantara kita mengucapkan salam atau sekalipun itu terucap terdengar tidak jelas seperti “mikum”, “mulikum (tanpa melihat lawan bicara sambil pergi) bahkan terdengar seperti nada marah. Apakah seperti itu seharusnya kita mengucapkan salaam? Sebenernya apa sih makna dari ucapan salam itu?
“………………………. Maukah aku tunjukkan kalian pada sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim no. 54)
Kata SALAM dan ISLAM adalah satu akar kata yaitu SALIMA artinya selamat. ASSALAM adalah salah satu nama Allah yang indah, artinya yang maha sejahtera, yang maha suci, pemelihara keselamatan (Q.S Al-Hasyr : 23). ASSALAMU’ALAiKUM bisa berarti semoga kamu bersama allah, semoga kamu selalu dijaga allah, atau semoga keselamatan yang diberikan allah selalu menyertaimu.
Ucapan salam dalam islam bukan sekedar sapaan biasa seperti selamat pagi tapi merupakan doa (termasuk ibadah) dan mendapat kebaikan. Allah dan Rasul-Nya sudah menetapkan ucapan selamat saat bertemu sesama muslim dengan ucapan ASSALAMU’ALAIKUM dan jawabannya yaitu WAALAIKUMUSSALAM. Jika kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan (salam) maka balaslah dengan yang lebih baik atau yang sepadan. Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu (Q.S Annisa : 86). Di balas yang lebih baik maksudnya ditambah dengan WARAHMATULLAH. Dan jika yang mengucapkan salam mengucapkan WARAHMATULLAH maka tambahlah jawaban salamnya dengan WA BARAKATUH. Setelah itu tidak ada tambahan lagi, jadi jika ada yang mengucapkan salam ASSALAMU‘ALAiKUM WARAHMATULLAAHI WA BARAKATUH (Semoga keselamatan, rahmat dan barakah Allah dilimpahkan kepada kalian), Kita juga menjawab salam yang sama, yaitu WA’ALAIKUMUSSALAM WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUH. Kita boleh mengucapkan salam dengan ASSALAMU‘ALAiKUM dan menjawabnya dengan WAALAiKUMUSSALAM. Tetapi alangkah baiknya mengucapkan dengan sempurna.
Dalam riwayat Abû Dawud dan Tirmidzî -dengan sanad sahih- disebutkan riwayat dari ‘Imrån bin Hushåin bahwa ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW lalu mengucapkan assalamu ‘alaikum. Beliau menjawab salamnya. Selanjutnya beliau bersabda, “ia mendapat sepuluh kebaikan.” Sesudah itu, datang pula orang berikutnya. Ia mengucapkan Assalamu’alaikum wa råhmatullåh. Beliau menjawabnya. Selanjutnya beliau bersabda, “ia mendapat dua puluh kebaikan.” Kemudian, datang pula orang yang ketiga. Ia mengucapkan Assalamu’alaikum waråhmatullåh wa baråkatuh. Beliau menjawabnya. Selanjutnya beliau bersabda, “ia mendapat tiga puluh kebaikan.” Wallahua’lam.
Subhanallah, dengan mengucapkan salam kita mendapat banyak kebaikan dari Allah. Mari kita saling mengingatkan dan menghidupkan kembali ucapan salam diantara kita dengan tulus, jelas dan ramah. Jika seseorang mengucapkan salam dengan sempurna maka jawablah dengan sempurna, dengan muka yang ramah, ucapan yang jelas dan sikap yg lebih baik. Jika seseorang mengucapkan salam dengan suara pelan jawablah dengan suara nyaring dengan tidak menghilangkan sopan santun dengan penerimaan yang lebih baik. semoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat dan barakahnya kepada kita semua,aamiin
.
Ditulis oleh : Ibnu phicarta
Sumber : Risalah No.11 TH. 51 februari 2014, (atturots.or.id)
Follow us : @phicarta
http://phicarta.com/salam-bukan-sekedar-sapaan/
No comments:
Post a Comment